0

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FITOKIMIA_Akfar Theresiana Semarang

LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM FITOKIMIA
SKRINING FITOKIMIA

Disusun Oleh :
Nama : Arinta Yuniawati
NIM : 12.0281
Hari dan tanggal praktikum : Sabtu, 20 September 2014
Dosen Pengampu : Margareta Retno Priamsari, M. Sc., Apt
Septiana Laksmi Ramayani, S.Farm., Apt

LABORATORIUM FITOKIMIA
AKADEMI FARMASI THERESIANA
SEMARANG
2014

SKRINING FITOKIMIA

I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan melakukan cara skrining fitokimia pada Daun Jati Cina dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi senyawa golongan flavonoid, senyawa golongan antrakinon, senyawa golongan saponin (steroid dan triterpenoid), senyawa golongan alkaloid, dan senyawa golongan fenolik dan polifenolik dari Daun Jati Cina dengan uji tabung (uji pendahuluan, uji alkaloid, uji antrakinon, uji polifenol, uji tanin dan uji saponin).
3. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil yang didapat dari skrining fitokimia Daun Jati Cina dengan uji tabung (uji pendahuluan, uji alkaloid, uji antrakinon, uji polifenol, uji tanin dan uji saponin).

II. PRINSIP
Pendekatan Skrining Fitokimia :
Analisa kualitatif kandungan kimia dalam tumbuhan atau bagian tumbuhan (akar, batang, daun, bunga, buah, biji), terutama kandungan metabolit sekunder yang bioaktif, yaitu alkaloid, antrakinon, flavonoid, glikosida jantung, kumarin, saponin (steroid dan triterpenoid), tanin (polifenolat), minyak atsiri (terpenoid), dan sebagainya yang bertujuan untuk mendapatkan kandungan bioaktif. Analisa kualitatif dapat dilakukan dengan uji tabung.

Uji Tabung :
Analisa kualitatif yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi suatu senyawa yang terdapat pada tanaman atau bagian tanaman menggunakan pereaksi tertentu untuk mendapatkan senyawa bioaktif yang diinginkan.

III. TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu pendekatan untuk penelitian tumbuhan obat adalah penapis senyawa kimia atau biasa disebut dengan skrining fitokimia yang terkandung dalam tanaman. Metode ini digunakan untuk mendeteksi adanya golongan senyawa alkaloid, flavonoid, senyawa fenolat, tannin, saponin, kumarin, quinon, steroid / terpenoid (Teyler. V. E, 1988).
Skrining fitokimia adalah metode analisis untuk menentukan jenis metabolit sekunder yang terdapat dalam tumbuh – tumbuhan karena sifatnya yang dapat bereaksi secara khas dengan pereaksi tertentu. Skrining fitokimia dilakukan melalui serangkaian pengujian dengan menggunakan pereaksi tertentu. Beberapa jenis senyawa yang dapat dideteksi secara skrining fitokimia antara lain :
a. Alkaloid
Alkaloid merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar. Pada umumnya alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagai bagian dari sistem siklik. Alkaloid biasanya tanpa warna, seringkali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal, tetapi hanya sedikit yang berupa cairan (Teyler. V. E, 1988).
Alkaloid dapat dideteksi dengan beberapa pereaksi pengendap. Pereaksi Mayer mengandung kalium iodida dan merkuri klorida, dengan pereaksi ini alkaloid akan memberikan endapan berwarna putih. Pereaksi Dragendorff mengandung bismuth nitrat dan merkuri klorida dalam asam nitrat berair. Senyawa positif mengandung alkaloid jika setelah penyemprotan dengan pereaksi Dragendorff membentuk warna jingga (Sastrohamidjojo, 1996).
b. Antrakinon
Antrakinon merupakan senyawa turunan antrasena yang diperoleh dari reaksi oksidasi antrasena. Golongan ini memiliki aglikon yang sekerabat dengan antrasena yang memiliki gugus karbonil pada kedua atom C yang berseberangan (atom C9 dan C10), larut dalam air panas atau alkohol encer. Antrakinon yang mengandung gugus karboksilat dapat diekstraksi dengan penambahan basa, misalnya dengan natrium bikarbonat. Hasil reduksi antrakinon adalah antron denantranol terdapat bebas di alam atau sebagai glikosida (Stanisky, 2003).
c. Polifenol
Polifenol adalah kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan. Zat ini memiliki tanda khas yaitu memiliki banyak gugus phenol dalam molekulnya. Polifenol sering terdapat dalam bentuk glikosida polar dan mudah larut dalam pelarut polar (Hosttetmant, dkk, 1985).
d. Tanin
Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae terdapat khusus dalam jaringan kayu. Menurut batasannya, tanin dapat bereaksi dengan protein membentuk kepolumer mantap yang tidak larut dalam air. Secara kimia terdapat dua jenis utama tanin yang tersebar tidak merata dalam dunia tumbuhan. Tanin terkondensasi hampir terdapat di dalam paku – pakuan dan gimnospermae, serta tersebar luas dalam angiospermae, terutama pada jenis tumbuhan berkayu. Sebaliknya tanin yang terhidrolisis penyebarannya terbatas pada tumbuhan berkeping dua (Harbrone, J.B, 1987).
e. Steroid dan Triterpenoid
Triterpenoid senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C 30 asiklik, yaitu skualena. Triterpenoid dapat dipilah menjadi sekurang – kurangnya empat golongan senyawa : triterpena sebenarnya, steroid, saponin, dan glikosida jantung.
Sterol adalah triterpena yang kerangka dasarnya system cincin siklopentana perhidrofenantrena. Dahulu sterol terutama dianggap sebagai senyawa satwa (sebagai hormone kelamine, asam empedu, dll), tetapi pada tahun – tahun terakhir ini banyak senyawa tersebut yang ditemukan dalam jaringan tumbuhan (Harbrone.J.B., 1987).

Klasifikasi Tanaman Daun Jati Cina (Sennae Folium)
Nama ilmiah : Senna alexandrina
Kerajaan : Plantae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae

Kandungan daun jati cina :
Berdasarkan analisis fitokimia dalam daun jati cina terkandung triterpen, kariofilen, katekin, farnesol, friedelin, asam kaurenat, prekosen I, prosianidin B-2, prosianidin B-5, prosianidin C-1, sitosterol, friedelin-3a-ol, sterol, alkaloid, karotenoid.

IV. ALAT DAN BAHAN
ALAT :
a. Ayakan
b. Beakerglass
c. Lampu spiritus
d. Tabung reaksi
e. Batang pengaduk
f. Kapas
g. Pisau
h. Penangas air
i. Pipet tetes
j. Pipet pasteur
k. Kertas saring
l. pH indikator

BAHAN :
a. Daun Jati Cina
b. Aquadest
c. Kalium Hidroksida
d. Asam Klorida 1%
e. Pereaksi Dragendroff
f. Pereaski Mayer
g. Serbuk Natrium Karbonat
h. Kloroform
i. Larutan Hidrogen Peroksida
j. Asam Asetat
k. Toluena
l. Pereaksi besi (III) klorida
m. Etanol 80 %
n. Larutan Natrium Klorida 2 %
o. Larutan Gelatin 1 %

V. CARA KERJA
a. Pembuatan Serbuk Simplex
Dikumpulkan daun jati cina yang akan diserbukkan.

Dicuci dengan air mengalir.

Dikeringkan dengan cara diangin-anginkan, dipanaskan dalam oven, dijemur di bawah sinar matahari langsung atau ditutupi dengan kain hitam.

Digiling atau dihaluskan simpleks yang sudah dihancurkan dengan cara diblender.

Diayak sehingga diperoleh serbuk simpleks yang kering dan siap untuk diteliti.

b. Uji Pendahuluan
Ditimbang serbuk daun jati cina sebanyak 2 gram.

Dipanaskan dengan air (10 ml) selama 30 menit di atas air mendidih.

Disaring dengan kapas.

Ampas Filtrat
↓ ↓
Dibuang Larutan berwarna kuning sampai merah

Ditambah KOH

Warna larutan menjadi lebih intensif.

c. Uji Alkaloid
Ditimbang serbuk daun jati cina sebanyak 2 gram.

Ditambah HCl 1% sebanyak 10 ml.

Dipanaskan selama 30 menit dalam penangas air mendidih.

Disaring dengan kapas.

Ampas Filtrat
↓ ↓
Dibuang Ditampung dalam tabung reaksi A dan B
sama banyak.

Tabung A Tabung B

A1 A2 Ditambah serbuk
↓ ↓ Na2CO3 sampai pH 8-9
Ditambah pereaksi Ditambah pereaksi ↓
Dragendorff (3 tetes) Mayer (3 tetes) Ditambah kloroform
↓ ↓ 4 ml aduk pelan
↓ Alkaloid ↓ Alkaloid ↓
Kloroform memisah
Diambil dengan pipet pasteur

Ditambah CH3COOH (asam
cuka) 5% sampai pH 5.

Diaduk lalu dipisahkan lapisan
bawah dan lapisan atas dengan pipet.

Lapisan atas Lapisan bawah
↓ ↓
Ditambah pereaksi Ditambah HCl 1%
Dragendorff (5 tetes) (10 tetes)
↓ ↓
Endapan alkaloid Diaduk dan dipisahkan
dari basa kuartener dengan pipet

Lap atas Lap bawah

Ditambah pereaksi
Dragendorff (2 tetes)

Terbentuk endapan
Alkaloid dari basa tersier

d. Uji Antrakinon
Ditimbang serbuk daun jati cina sebanyak 300 mg.

Ditambah kalium hidroksida 0,5 N (10 ml) dan
larutan hidrogen peroksida (1 ml).

Dididihkan selama 2 menit

Didinginkan

Suspensi disaring melalui kapas

Ampas Filtrat (5 ml)
↓ ↓
Dibuang Ditambah asam asetat (10 tetes)
sampai pH 5

Ditambah toluena (10 ml)

Lapisan atas Lapisan bawah
↓ ↓
Dipipet 5 ml Dibuang

Dimasukkan dalam
tabung reaksi

Ditambah kalium hidroksida 0,5N

Warna merah yang terjadi pada lapisan air (basa)
menunjukkan adanya senyawa antrakinon.

e. Uji Polifenol
Ditimbang serbuk daun jati cina sebanyak 2 gram.

Dipanaskan dengan air (10 ml) selama 10 menit
dalam penangas air mendidih.

Disaring panas-panas

Didinginkan

Setelah dingin ditambah pereaksi besi (III) klorida (3 tetes).

Terjadi warna hijau biru menunjukkan adanya polifenolat.

Uji diulang dengan filtrat hasil pendidihan serbuk daun jati cina (2 gram) dengan etanol 80% (10 ml) selama 10 menit dalam penangas air.

f. Uji Tanin
Ditimbang serbuk daun jati cina sebanyak 2 gram

Dipanaskan dengan air (10 ml) selama 30 menit di atas tangas air.

Disaring

Ampas Filtrat
↓ ↓
Dibuang Dipipet 5 ml

Ditambah larutan
NaCl 2% (1 ml)

Bila terjadi suspensi / endapan disaring
melalui kertas saring.

Ampas Filtrat
↓ ↓
Dibuang Ditambah larutan
gelatin 1% (5 ml)

Terbentuk endapan menunjukkan
adanya tanin atau zat samak.

g. Uji Saponin
Ditimbang serbuk daun jati cina sebanyak 100 mg.

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

Ditambahkan air suling (10 ml), tutup dan
kocok kuat-kuat selama 30 detik.

Dibiarkan tabung dalam posisi tegak selama 30 menit.

Apabila buih (sarang lebah) setinggi ± 3 cm dari permukaan cairan menunjukkan adanya saponin.

VI. GAMBAR RANGKAIAN ALAT

VII. HASIL EVALUASI
a. Organoleptis
Nama Simplisia : Daun Jati Cina ( Sennae Folium )
Bau : Tidak berbau
Rasa : Rasa getir
Warna : Hijau
Bentuk : Serbuk halus

b. Hasil Praktikum
No Simpli
sia Uji
Pendahulu
An Uji Alkaloid Uji Uji Uji Uji
A1 A2 Basa
Ter-sier Basa Kuar
tener Antra
kinon Polifenol Tanin Sa
ponin

1. Daun Jati Cina +
Lart. Merah +
↓ke
hijau
an +
↓pth kehi
jaun +
↓kris
tal putih +
↓pu
tih –
Lart. bening +
Hijau kehitaman +

coklat
Lart. orange –
Tdk berbuihlart. kuning
2. Daun Kumis Kucing +
Ku
ning, keco
klatan +
↓ jing
Ga +
↓ jing
ga +
↓pu
tih +
↓pu
tih –
Lart. bening +
Hijau kotor –
Lart. coklat –
Tdk berbuihlart. coklat
3. Daun Sirsak +
Ku
ning, keco
klatan +
↓ jing
Ga +
↓pu
tih ku
ning +
↓pu
tih +
↓pu
tih –
Lart. bening (+) FeCl3
( – )
etanol +
↓pu
tih –
Tdk berbuih
Sampai 3 cm
4. Kulit Kina +
Ku
ning, keco
klatan +
↓ jing
ga +
↓pu
tih ku
ning +
↓pu
tih +
↓pu
tih –
Lart. bening (+) FeCl3
( – )
etanol +

coklat –
Tdk berbuih
Sampai 3 cm

VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini membahas tentang skrining fitokimia tanaman atau bagian tanaman dengan menggunakan uji tabung. Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan adalah daun jati cina (Sennae Folium). Tujuan melakukan skrining fitokimia pada daun jati cina (Sennae Folium) yaitu untuk mengetahui apakah daun jati cina mengandung senyawa golongan flavonoid, antrakinon, saponin (steroid dan triterpenoid), alkaloid, fenolik dan polifenolik.
Daun jati cina (Sennae Folium) harus diserbukkan atau dihaluskan terlebih dahulu sebelum dilakukan skrining fitokimia. Hal ini bertujuan untuk menghancurkan dinding sel yang sifatnya kaku sehingga senyawa target (metabolic sekunder) yang berada dalam vakuola mudah diambil dan memudahkan dalam pengujian. Penyerbukkan daun jati cina melalui beberapa tahap yaitu :
1. Pencucian daun jati cina
Daun jati cina dicuci menggunakan air mengalir yang bertujuan untuk menghilangkan kotoran atau zat asing yang tidak diinginkan dan mencegah adanya kontaminasi yang dapat mempengaruhi hasil akhir pengujian.
2. Pengeringan daun jati cina
Setelah dicuci dengan air mengalir, daun jati cina dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari langsung. Pengeringan ini bertujuan untuk mengurangi kadar air yang ada dalam simplisia sehingga diperoleh simplisia yang benar – benar kering dan mudah untuk dihancurkan.
3. Penggilingan daun jati cina
Proses penggilingan atau penghalusan daun jati cina dilakukan dengan cara diblender. Hal ini bertujuan untuk memperkecil ukuran partikel sehingga diperoleh daun jati cina dalam keadaan serbuk.
4. Pengayakan serbuk
Setelah digiling atau dihaluskan, daun jati cina yang sudah dalam bentuk serbuk diayak menggunakan pengayak. Hal ini bertujuan untuk memperhalus serbuk serta menghilangkan kotoran yang kemungkinan ada pada saat proses penggilingan sehingga diperoleh serbuk simpleks yang kering dan siap untuk diteliti.
Serbuk simpleks dari daun Jati Cina (Sennae Folium) yang sudah terbentuk, kemudian dilakukan skrining fitokimia dengan uji tabung meliputi uji pendahuluan, uji alkaloid, uji antrakinon, uji polifenol, uji tanin dan uji saponin.
a) Uji Pendahuluan
Uji pendahuluan harus dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan uji yang lain (uji alkaloid, uji antrakinon, uji polifenol, uji tanin, dan uji saponin). Hal ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya gugus kromoform dalam daun jati cina (Sennae Folium). Uji pendahuluan dilakukan dengan cara mencampurkan serbuk daun jati cina dengan air sebanyak 10 ml dan dipanaskan selama 30 menit dalam air mendidih. Pemanasan tersebut bertujuan untuk mempercepat reaksi sehingga diperoleh larutan berwarna merah. Larutan berwarna merah yang terjadi menunjukkan bahwa daun jati cina memiliki gugus kromoform (flavonoid, antrakinon, dsb). Gugus kromoform adalah suatu gugus fungsi yang memiliki peranan menyebabkan suatu senyawa memiliki warna. Larutan berwarna merah tersebut menjadi lebih intensif dengan penambahan KOH, karena KOH termasuk dalam gugus auksokrom yang mempunyai peranan untuk memberikan warna lebih intensif pada suatu senyawa. Auksokrom dapat berfungsi tidak lepas kaitannya dengan adanya kromoform di dalam senyawa tersebut. Mekanisme kerja gugus auksokrom terhadap gugus kromoform yaitu gugus auksokrom akan memperlebar sistem kromoform dan menggeser maksimum absorpsi ke arah panjang gelombang yang lebih panjang. Gugus auksokrom tidak menyerap pada panjang gelombang 200 – 800 nm, namun mempengaruhi spektrum kromoform dimana auksokrom tersebut terikat.
b) Uji Alkaloid
Pada uji alkaloid serbuk daun jati cina ditambah dengan HCl 1% dan dipanaskan dalam air mendidih selama 30 menit. Penambahan HCl ini berfungsi untuk membentuk garam alkaloid, karena alkaloid yang bersifat basa dapat larut dalam pelarut yang bersifat asam. Pemanasan dalam uji alkaloid cukup lama yaitu 30 menit yang bertujuan untuk membentuk garam alkaloid yang stabil. Filtrat yang didapat dibagi menjadi dua bagian ke dalam tabung reaksi A dan tabung reaksi B. Larutan dalam tabung reaksi A dibagi menjadi dua lagi yaitu A1 dan A2.
Larutan A1 ditambah pereaksi dragendorff, positif bila membentuk endapan alkaloid berwarna jingga. Dragendorff dapat mengendapkan alkaloid karena dalam senyawa alkaloid terdapat gugus nitrogen yang memiliki satu pasang elektron bebas menyebabkan senyawa alkaloid bersifat nukleofilik (basa). Maka dari itu, senyawa alkaloid mampu mengikat ion logam berat (Dragendorff) yang mempunyai muatan positif sehingga terbentuk endapan jingga.
Larutan A2 ditambah dengan pereaksi mayer membentuk endapan alkaloid berwarna putih kehijauan. Berarti daun jati cina positif terdapat senyawa alkaloid. Pereaksi mayer bertujuan untuk mendeteksi alkaloid dimana pereaksi ini berikatan dengan alkaloid melalui ikatan koordinasi antara atom N alkaloid dan Hg pereaksi mayer sehingga menghasilkan senyawa kompleks merkuri yang non polar mengendap berwarna putih. Reaksi uji alkaloid ini dengan pereaksi mayer adalah :
N + KHgI4 Hg-N putih
Atom N menyumbangkan pasangan elektron bebas dan atom Hg sehingga membentuk senyawa kompleks yang mengandung atom N sebagai ligannya.
Sedangkan larutan B ditambah natrium karbonat serbuk sampai pH 8-9. Na2CO3 di sini berfungsi untuk membentuk kembali alkaloidnya dalam keadaan basa. Setelah itu ditambah kloroform yang bertujuan untuk melarutkan alkaloid kembali dan untuk memutuskan ikatan antara asam tanin dan alkaloid yang terikat secara ionic dimana atom N dari alkaloid berikatan saling stabil dengan gugus hidroksil fenolik dari asam tanin. Dengan terputusnya ikatan ini alkaloid akan bebas, sedangkan asam tanin terikat oleh kloroform. Pengadukan bertujuan untuk memperbanyak kontak yang terjadi antara kloroform dengan alkaloid semakin banyak sehingga alkaloid bebas yang didapat semakin banyak. Larutan ini diasamkan kembali dengan penambahan asam cuka 5% sampai pH 5 yang berfungsi untuk mengikat kembali alkaloid menjadi garam alkaloid agar dapat bereaksi dengan pereaksi – pereaksi logam berat yaitu spesifik untuk alkaloid menghasilkan kompleks garam anorganik yang tidak larut sehingga terpisah dengan metabolik sekundernya. Penambahan asam cuka 5% mengakibatkan terbentuknya larutan menjadi dua fase karena adanya perbedaan tingkat kepolaran. Garam alkaloid larut pada lapisan atas, sedangkan lapisan kloroform berada pada lapisan bawah karena memiliki massa jenis lebih besar.
Pada lapisan atas ditambah pereaksi dragendorff membentuk endapan alkaloid dari basa kuartener yang menunjukkan daun jati cina positif mengandung alkaloid. Lapisan bawah diasamkan lagi dengan penambahan HCl 1% yang bertujuan untuk mengikat kembali alkaloid menjadi garam alkaloid sehingga membentuk dua lapisan yaitu lapisan atas dan lapisan bawah. Lapisan atas ditambah dengan pereaksi dragendorff akan terbentuk endapan alkaloid dari basa tersier. Digunakan lapisan atas karena garam alkaloid larut pada lapisan atas. Berarti daun jati cina positif mengandung alkaloid hal ini sesuai dengan pustaka.
c) Uji Antrakinon
Uji antrakinon dilakukan dengan serbuk daun jati cina ditambah dengan kalium hidroksida dan larutan hidrogen peroksida dan didihkan selama 2 menit. Penambahan KOH dan hidrogen peroksida bertujuan untuk melarutkan senyawa antrakinon yang ada di dalam serbuk daun jati cina. Pemanasan ini berfungsi untuk melarutkan antrakinon agar terpisah dari bagian serbuk simpleks. Setelah itu didinginkan agar senyawa antrakinon yang diperoleh lebih stabil. Kemudian disaring untuk memisahkan filtrat dengan ampas atau pengotor lainnya yang terdapat dalam larutan. Filtrat ditambahkan asam asetat untuk melarutkan senyawa antrakinon dan ditambahkan toluen untuk membentuk dua lapisan yaitu lapisan atas dan lapisan bawah yang berbeda sesuai dengan kepolarannya. Lapisan bawah dibuang dan lapisan atas yang digunakan untuk pengujian karena antrakinon larut pada lapisan atas. Lapisan atas ditambahkan KOH 0,5 N yang berfungsi untuk menghidrolisis glikosida dan mengoksidasi antranol menjadi antrakinon sehingga terbentuk larutan berwarna merah.
Tetapi hasil praktikum, daun jati cina menunjukkan negatif antrakinon karena larutan tetap bening. Hal ini tidak sesuai dengan pustaka seharusnya daun jati cina positif mengandung antrakinon karena bermanfaat sebagai laxative. Kesalahan dalam hasil pengujian ini kemungkinan disebabkan karena waktu pemanasan yang tidak tepat 2 menit, penyaringan larutan belum terlalu dingin atau penambahan jumlah reagen yang tidak tepat.
d) Uji Polifenol
Uji polifenol dilakukan dengan cara memanaskan serbuk daun jati cina yang ditambah dengan air sebanyak 10 ml ke dalam penangas air mendidih selama 10 menit. Pemanasan ini berfungsi untuk melarutkan polifenol agar terpisah dari bagian tubuh tumbuhan sampel. Larutan disaring panas – panas yang bertujuan untuk mendapatkan senyawa polifenol yang lebih banyak dan mencegah senyawa polifenol bercampur kembali dengan serbuk simplek. Setelah dingin, ditambah dengan FeCl3 terbentuk warna hijau tua. Terbentuknya warna hijau tua karena FeCl3 berfungsi untuk membentuk kompleks. FeCl3 ditambahkan saat larutan dingin agar tidak teroksidasi. Berarti daun jati cina positif mengandung polifenol.
e) Uji Tanin
Uji tanin dilakukan dengan cara memanaskan serbuk simplisia dalam air mendidih selama 30 menit. Pemanasan ini berfungsi untuk melarutkan tanin agar terpisah dari bagian tubuh tumbuhan sampel. Kemudian disaring untuk memisahkan filtrat dengan ampasnya. Filtrat yang diperoleh ditambah NaCl 2%. Penambahan NaCl berguna untuk membentuk garam tanin. Setelah itu ditambah gelatin 1% yang bertujuan untuk mengendapkan garam tersebut, karena jika ikatan tanin dan gelatin semakin kuat endapan akan terbentuk. Hasil praktikum menunjukkan daun jati cina positif mengandung tanin ditandai dengan terbentuknya endapan dalam larutan yang berwarna orange, berarti sesuai dengan pustaka.
f) Uji Saponin
Uji saponin dilakukan dengan cara serbuk daun jati cina dimasukkan dalam tabung reaksi ditambah air suling ditutup dan dikocok kuat selama 30 detik setelah itu didiamkan sampai terbentuk buih. Hasil praktikum menunjukkan daun jati cina negatif mengandung saponin karena tidak terbentuk buih. Seharusnya terbentuk buih karena saponin termasuk surfaktan. Buih tidak timbul karena pengocokan yang kurang kuat, dan ruang lingkup sedikit.

IX. KESIMPULAN
• Mahasiswa telah mampu melakukan skrining fitokimia mulai dari pembuatan serbuk daun jati cina (Sennae Folium) sampai pengujian menggunakan uji tabung (uji pendahuluan, uji alkaloid, uji antrakinon, uji polifenol, uji tanin dan uji saponin) sehingga mengetahui senyawa yang terkandung dalam daun jati cina.
• Identifikasi daun jati cina (Sennae Folium) dalam praktikum ini menghasilkan bahwa daun jati cina positif mengandung senyawa alkaloid, polifenol, dan tanin. Hasil ini sesuai dengan pustaka.
• Evaluasi yang didapat yaitu seharusnya daun jati cina (Sennae Folium) juga mengandung senyawa antrakinon dan saponin tetapi hasil pengujian menunjukkan hasil negatif pada uji antrakinon dan uji saponin. Hal ini disebabkan karena adanya kesalahan selama proses preparasi sampel dan proses pengujian seperti penimbangan daun jati cina yang tidak tepat, waktu pemanasan tidak tepat, ketidaktepatan jumlah reagen yang ditambahkan atau adanya kontaminasi silang dengan kotoran atau zat asing lainnya.

X. DAFTAR PUSTAKA
Harborne, J.B., 1987. Metode Fitokimia Penentuan Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, Penerbit ITB; Bandung.
Sastrohamidjojo. H, 1996, Sintesis Bahan Alam, Cetakan ke-1, Liberty, Yogyakarta.
Tyler, V.E., LYNN, R.B. and ROBBERS, J.E. 1988. Pharmacognosy. Lea and Febiger. Philadelphia.

XI. LAMPIRAN
Perhitungan Reagen yang digunakan dalam Praktikum
a. NaCl 2% b/v 10 ml
2 x 10 ml = 0,2 gram
100
Ditambah Aquadest ad 10 ml

b. Gelatin 1% 50 ml
1 x 50 ml = 0,5 gram
100
Ditambah Aquadest ad 50 ml

c. Etanol 80% 50 ml
Etanol dipersediaan C = 96%
V1 x C1 = V2 x C2
V1 x 96% = 50 ml x 80%
V1 = 4000 ml
96
V1 = 41,66 ml ~ 41,7 ml
Ditambah Aquadest ad 50 ml

d. KOH 0,5 N 100 ml
N = gram x 1000 x valensi
Mr vol
0,5 = gram x 1000 x 1
56 100
gram = 2,8 gram
Ditambah Aquadest ad 100 ml

e. HCl 1% 100 ml
HCl dipersediaan kadar 37%
V1 x C1 = V2 x C2
V1 x 37% = 100 ml x 1%
V1 = 97,3 ml
Ditambah Aquadest ad 100 ml

Formula dan Cara Pembuatan Reagen
 Pereaksi Dragendorff
Pereaksi dragendorff dibuat dengan cara 0,8 gram bismut (III) nitrat sebanyak 0,8 gram dan dilarutkan dalam wadah lain ditimbang sebanyak 27,2 gram kalium iodida dilarutkan dalam 20 ml aquadest, keduanya dicampurkan dan didiamkan sampai memisah sempurna, larutan yang jernih diambil dan diencerkan dengan aquadest sampai 10 ml.
(Mulyono, 2009)

 Pereaksi Mayer
Dilarutkan 1,358 gram merkuri (II) klorida dengan 60 ml aquadest (larutan A) . Dilarutkan beberapa gram kalium iodida dengan 10 ml aquadest (larutan B). Dituang larutan A ke dalam larutan B. Diencerkan dalam aquadest sampai 100 ml (Mulyono, 2009)

Gambar Hasil Praktikum

a. Uji Pendahuluan

b. Uji Alkaloid

c. Uji Antrakinon

d. Uji Polifenol

e. Uji Tanin

f. Uji Saponin
Mengetahui, Semarang, 25 September 2014
Dosen Pengampu Praktikan

( ) ( Arinta Yuniawati)